Untuk memahami secara lebih detail mengapa kopi spesialti lebih banyak berasal dari Arabika, berikut adalah penjelasan yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang membuat varietas ini unggul dalam dunia kopi spesialti:
1. Profil Rasa yang Unggul dan Variatif
- Kompleksitas Rasa: Biji Arabika cenderung menawarkan berbagai profil rasa yang lebih halus dan beragam dibandingkan dengan kopi Robusta. Arabika bisa memberikan rasa mulai dari buah-buahan seperti beri, hingga floral, cokelat, kacang-kacangan, atau karamel. Profil rasa ini sangat dihargai dalam industri spesialti karena para penikmat kopi ingin mengeksplorasi nuansa rasa yang unik dan kaya.
- Keasaman yang Lebih Terang: Salah satu ciri yang dicari dalam kopi spesialti adalah keasaman yang cerah dan bersih. Arabika memiliki keasaman yang lebih halus, sering kali diidentifikasi sebagai keasaman buah-buahan (seperti apel atau jeruk), yang memberikan pengalaman rasa yang menyegarkan.
2. Pertumbuhan di Ketinggian Tinggi (High Altitude)
- Faktor Ketinggian: Arabika tumbuh terbaik di dataran tinggi, biasanya antara 800 hingga 2.200 meter di atas permukaan laut. Ketinggian yang lebih tinggi menyebabkan biji kopi tumbuh lebih lambat, yang memungkinkan perkembangan kompleksitas rasa. Udara yang lebih sejuk di ketinggian tersebut juga membantu mempertahankan kandungan gula di dalam biji kopi, yang berkontribusi pada cita rasa manis alami.
- Kopi Spesialti dan Terroir: Konsep terroir (pengaruh lingkungan tumbuh terhadap karakteristik tanaman) sangat penting dalam kopi spesialti, mirip dengan anggur. Arabika yang ditanam di lokasi-lokasi seperti pegunungan di Ethiopia, Kolombia, atau Panama sering kali memiliki ciri khas rasa yang berbeda sesuai dengan lingkungan spesifik (tanah, iklim, ketinggian).
3. Proses Produksi yang Lebih Rumit dan Berkualitas
- Pemrosesan Biji Arabika: Biji kopi spesialti Arabika seringkali melalui proses pengolahan yang lebih teliti, seperti washed process (pencucian) atau natural process (pengeringan alami dengan buah kopi). Setiap metode pengolahan dapat memengaruhi rasa akhir kopi. Washed process cenderung menghasilkan rasa yang bersih dan cerah, sementara natural process menghasilkan rasa yang lebih manis dan fruity.
- Seleksi Kualitas yang Ketat: Dalam industri kopi spesialti, kopi Arabika biasanya diseleksi dengan sangat hati-hati, bahkan dilakukan penyortiran manual untuk memastikan biji kopi bebas dari cacat. Proses seperti ini jarang dilakukan pada kopi dengan kualitas komersial biasa.
4. Kerentanan terhadap Penyakit
- Sensitif terhadap Penyakit: Arabika lebih rentan terhadap penyakit, terutama penyakit seperti coffee leaf rust (Hemileia vastatrix) dan hama seperti coffee borer beetle. Meskipun ini merupakan kelemahan, kondisi ini justru memaksa para petani untuk menanamnya dalam kondisi optimal dan memberi perhatian ekstra, yang akhirnya menghasilkan kopi berkualitas tinggi. Karena Arabika lebih rentan, kopi ini ditanam dengan lebih hati-hati dan sering kali diperlakukan secara organik untuk menjaga kualitas lingkungan.
- Proses Panen Manual: Sebagian besar kopi Arabika untuk spesialti dipanen secara manual dengan metode hand-picking, yang berarti hanya buah kopi yang sudah matang sempurna yang dipetik. Ini memberikan kontrol lebih terhadap kualitas.
5. Varietas yang Lebih Bernilai
- Keanekaragaman Genetik: Arabika memiliki lebih banyak varietas dan kultivar daripada Robusta, yang memungkinkan pengembangan jenis-jenis kopi yang sangat unik dan langka, seperti Geisha yang sangat terkenal karena keunikan dan harga yang sangat tinggi di pasar spesialti. Geisha dari Panama, misalnya, adalah salah satu varietas Arabika paling terkenal di dunia spesialti karena aroma floral yang intens dan rasa yang sangat kompleks, sering mencakup nuansa buah tropis dan teh.
6. Standar Penilaian dalam Industri Spesialti
- Cupping dan Grading: Arabika lebih mudah memenuhi standar tinggi dalam penilaian kopi spesialti. Para penilai menggunakan sistem cupping untuk mengevaluasi aroma, rasa, aftertaste, body, keasaman, dan keseimbangan kopi. Skor minimum untuk kopi yang dianggap spesialti oleh Specialty Coffee Association (SCA) adalah 80/100. Arabika, dengan karakteristik kompleksitas dan keasaman yang halus, lebih mungkin mencapai skor tinggi dibanding Robusta, yang umumnya digunakan untuk kopi instan atau blend komersial yang lebih murah.
7. Eksklusivitas dan Harga
- Permintaan Pasar: Kopi Arabika yang diproduksi untuk pasar spesialti sering kali lebih mahal karena proses penanaman, pengolahan, dan seleksi yang lebih intensif. Beberapa varietas Arabika seperti Geisha dapat terjual dengan harga yang sangat tinggi dalam lelang internasional, mencerminkan nilai eksklusivitasnya.
- Pengaruh Ketersediaan: Arabika hanya menyumbang sekitar 60-70% dari produksi kopi dunia, tetapi lebih banyak diminati di pasar spesialti karena kualitasnya yang tinggi. Sementara Robusta, yang lebih mudah ditanam dan lebih tahan penyakit, lebih sering digunakan untuk kopi komersial dengan kualitas lebih rendah.
8. Sustainability dan Praktik Berkelanjutan
- Fokus pada Pertanian Berkelanjutan: Banyak petani kopi Arabika yang menanam kopi dengan praktik berkelanjutan untuk menjaga lingkungan dan kualitas tanaman kopi. Kopi spesialti biasanya dikaitkan dengan praktik organik, fair trade, atau direct trade, di mana kopi dibeli langsung dari petani dengan harga premium yang memastikan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
Secara keseluruhan, Arabika sangat dihargai dalam industri kopi spesialti karena karakteristik rasa yang unik, kompleks, dan berkualitas tinggi, serta metode pertanian dan pengolahan yang lebih intensif dan teliti.